Dalam langkah perjalanan menjejaki waktu,
Terkadang ada luka yang tetap perih,
Saat sesuatu membawamu kembali ke satu masa,
Tak peduli berapa dasawarsa pun telah berlalu.
Tak perlu kau paksakan luka itu sembuh tergesa,
Berikan waktu pada hatimu,
Hingga tiba satu saat,
Kau bisa memejamkan matamu, menarik napas dalam
Menghembuskannya perlahan, lalu merelakan.
Karena luka yang begitu dalam,
Perlu diperlakukan layaknya hujan yang jatuh di musim
kering,
Biarkan ia jatuh dan membasahi hatimu,
Lalu mengering dengan sendirinya,
Bersama desau angin kemarau.